Kamis, 13 Juni 2013

Another Boss Wants, The Other I Think


Tidak ada keinginan untuk berkhianat atas apa yang sudah seseorang percayakan kepada saya. Tetapi kadang, kita perlu peka terhadap tanda-tanda...


Lets we starts with this things. Actually minggu kemaren saya bener-bener sedang dalam  puncak kejengkelan. Kenapa? Yeah, pemicunya sih sederhana, dibayar untuk pindahin barang-barang kantor ke kantor baru. Saya memang cukup bersemangat saat evakuasi itu, bahkan mungkin terlalu bersemangat. Karena harapan saya, semakin cepat kami pindahan kantor semakin cepat pula saya bisa menyelesaikan pekerjaan saya.

Yang aneh itu, mungkin saya satu-satunya staff yang dibayar saat itu. Rejeki memang bukan untuk ditolak, hanya terasa aneh saja jika bagian dari sebuah tim melaksanakan kewajiban dan memberikan kontribusinya sebagai anggota tim tapi mendapat bayaran tersendiri saat yang lain ga dibayar, itu sesuatu banget buat saya. Karena itu minggu lalu saya sudah menganggap saya sudah diberi angpau perpisahan dari kantor. Terlebih saat itu teman-teman dari produksi yang akan dipertahankan juga di PHK. Saya sendiri termasuk kategori yang dipertahankan oleh atasan, tapi mungkin pengen dilepas juga. Saya pun langsung meminta gaji saya bulan itu untuk tidak usah dibayarkan.

Saat itu saya meminta kejelasan nasib kepada atasan saya, apakah akan dipertahankan atau menyusul teman-teman produksi untuk berhenti. Bukannya nggak tahu tugas dan tanggung jawab, saya memang masih memiliki beberapa tugas yang bisa saya selesaikan, tapi itu juga optional bisa saya selesaikan ataupun saya tinggalkan. Saya sendiri lebih interest menyelesaikan pekerjaan itu dari rumah. First reason, saya memang malas di kantor darurat, karena memang cuma ada satu komputer yang dipakai berganti-ganti dan saya lebih mirip monyet yang nampang menunggu dikasih pisang. Kedua, saya sudah menganggap ini adalah kerja bakti and i just wouldn't let me work unfinished.

Kontribusi saya di kantor sebenarnya juga sangat minim, mengingat meski berstatus sebagi Cost Accounting and Inventory Controler, actually i just watch “them” “work” in my area ( whatever u meaning that two words) , then i just fix and give it a price. Memang belum ada aturan yang baku di perusahaan yang sekarang, tetapi kalau nanti saya sudah cukup menguasai area itu, i will kick and kill who messing in my area...
 




Ok back to topic, setelah mendapat penjelasan atasan mengenai keinginan big bos, saya nggak ragu-ragu buat membicarakan kontrak dengan perusahaan baru pada akhir minggu itu juga. Walaupun akhirnya saya nggak mengambil pekerjaan di perusahaan baru tersebut karena beberapa alasan termasuk harus masuk pada hari Sabtu. Yeah, itu mungkin pekerjaan terakhir yang akan saya ambil, karena dalam bekerja, saya ga segan-segan buat ngerjain tugas semalam suntuk buat nyelesein pekerjaan saya, demi bisa molor di hari Sabtu and have Fun di hari Ahad. Kalaupun ga molor di hari Sabtu, saya lebih senang pulang, ketemu bunda and dua ponakan di rumah yang super nyebelin dan harus dimarahin minimal seminggu sekali....
.



Senin saya mendapat SMS dari bos untuk ditempatkan di Pasuruan, kaget juga sih mengingat kata atasan saya big bos tidak terlalu interest mempertahankan saya. Seharian saya mikir dan akhirnya, esok paginya saya menolak tawaran tersebut, mengingat memang mungkin big bos lagi pusing waktu bilang begitu. Teman-teman yang di tempatkan di Pasuruan juga agak mengeluhkan sistem kerja disana. Tapi alasan utamanya karena berat untuk meninggalkan project yang ada di Semarang dan saya masih ingin menyelesaikan apa yang belum saya selesaikan di kantor lama dan akan saya lakukan walaupun tanpa di bayar sekalipun.

Yeaah, finally saya memang harus memasuki fase pengangguran Tahap ke 2. Setelah nganggur selama satu bulan pasca lulus, mungkin saya akan nganggur sekitar tiga bulan di Tahap ke 2 ini. Berdasarkan pada fase sebelumnya, meskipun saya memiliki atasan-atasan yang sangat baik, teman-teman satu ruangan yang sangat mendukung dan teman-teman satu kantor yang sangat "luar biasa". Saya tetap mulai berfikir, Loyalitas hampir tidak ada harganya di era industri yang dikuasai kapitalis-kapitalis sekarang ini. Manja?? Ya, saya memang terkesan manja dan lemah dengan pernyataan ini. For real, kerja kita memang sudah dibayar dengan gaji kita, tetapi saya memang punya impian untuk membangun utopia di dunia yang kejam ini. Dan kalaupun saya harus bertarung dengan peraturan yang sama, saya tidak akan keberatan, tetapi saya akan bertarung di level yang tertinggi...